Monarki Absolut: Sisi Unik dan Belajar Dari Kesalahan Sistem Ini
turkeconom.com — dengar istilah ini, pasti langsung kebayang raja duduk di singgasana, pakai mahkota berat kayak beban hidup pas tanggal tua! Tapi sejujurnya, waktu pertama kali belajar tentang monarki absolut, gue sempat mikir itu kayak di film kartun: semua keputusan ada di tangan raja, rakyat tinggal ikut aja tanpa protes. Eh, nyatanya lebih kompleks, bro! Gue mau sharing pengalaman dan sedikit cerita ke-makhluk-an gue waktu belajar sistem ini.
Apa Itu Monarki Absolut? Gampangnya, Raja Punya Kuasa Tanpa Batas
Oke, balik ke dasar (tapi santai aja). Singkatnya, Monarki Absolut itu adalah sistem pemerintahan di mana satu orang—biasanya raja atau ratu—punya kekuasaan mutlak atas negara dan rakyatnya. Gak ada batasan undang-undang, gak peduli suara rakyat atau dewan apa pun—semua keputusan diambil oleh raja. Gila, kan? Contohnya yang paling nge-‘hits’ dulu ya di Prancis era Louis XIV. Dia sampai dijuluki ‘Raja Matahari’, katanya sih karena pengen jadi pusat segalanya.
Dulu, Gue Salah Paham: Sistem Ini Cuma Soal Raja Egois?
Pernah gak sih kamu juga mikir monarki absolut itu pasti kejam? Gue pernah banget. Ternyata, meski sering identik dengan tirani, faktanya gak semudah itu. Raja yang punya kekuasaan absolut sering banget tergoda buat memprioritaskan keluarga, bisnis, bahkan selingkuhan, daripada publik. Tapi, kadang mereka juga ngebangun negara, mengatur ekonomi bahkan bikin peradaban maju, contoh Rusia zaman Tsar atau Inggris (sebelum bertransformasi ke konstitusional).
Fakta Menarik & Kesalahan Pemula Saat Mempelajari Monarki Absolut
1. Salah Fokus ke Istana Doang
Lucunya, waktu pertama baca-baca tentang monarki absolut, yang gue bayangin dekorasi istananya, pesta, dan skandalnya. Sumpah, nyesel banget fokus sama yang bling-bling doang. Padahal, sisi penting monarki absolut ada di kontrol penuh raja, mulai dari keputusan perang, pajak, sampai urusan ekonomi dalam negeri.
2. Lupa Kalau Ada Sisi ‘Ekonomi’ dan Politik
Lanjut, waktu diskusi di kelas, dosen sempat nyinggung dampak monarki absolut ke ekonomi rakyat yang super berat pajak. Banyak petani di Prancis yang sampai jatuh miskin karena pungutan buat gaya hidup mewah raja & keluarganya. Di sisi lain, monarki absolut juga kadang bikin stabilitas politik, jadi pembangunan ekonomi bisa jalan kalau rajanya, maaf, nggak ‘gila kuasa’.
3. Pikir Semua Monarki Absolut Sama
Kesalahan yang dulu gue lakuin: nyamain semua monarki absolut seolah semuanya kejam. Padahal tiap negara beda, bahkan di Eropa sendiri. Ada yang tetap memperhatikan rakyat, ada juga yang bener-bener ‘raja adalah hukum’. Jangan disamaratakan, karena konteks sejarah dan budaya juga berpengaruh.
Pelajaran Penting yang Bisa Dipetik
Mungkin lo pernah nanya, “Emang masih relevan ngomongin monarki absolut di masa sekarang?” Jawabannya, surprisingly: iya. Sistem pemerintahan emang terus berkembang, tapi pola kepemimpinan yang terlalu terpusat bisa ‘nular’ ke zaman modern lewat ke-otoriteran atau leadership di perusahaan sekalipun. Gue jadi sadar, memahami MonarkiAbsolut ngajarin cara supaya kita aware sama konsekuensi keputusan satu pihak doang, entah itu di keluarga, sekolah, bahkan kerjaan.
Gue Juga Pernah Terjebak Pola Pikir ‘Pokoknya Ini Paling Benar’
Pernah jadi ketua OSIS, dan tanpa sadar gue ikut-ikutan ‘ngatur mutlak’ tanpa dengar saran teman. Hasilnya, banyak yang protes dan akhirnya malah gagal total acara sekolah (malu sih, tapi ini nyata wkwk!). Dari situ, gue mikir, monarki absolut bisa dijadikan pelajaran sosial: kekuasaan tanpa kontrol bikin keliru, bahkan di lingkungan sekecil apapun.
Baca juga konten dengan artikel terkait yang membahas tentang politik
Baca juga artikel menarik lainnya mengenai Sistem Federal dan Dampaknya bagi Keberlangsungan Negara!