Elastisitas Promosi ukur efektivitas strategi penjualan
JAKARTA, turkeconom.com – Ketika perusahaan menggelontorkan dana besar untuk promosi, pertanyaan utamanya bukan lagi “berapa banyak yang dibelanjakan”, tapi “seberapa efektif promosi tersebut?” Inilah peran penting konsep elastisitas promosi—sebuah metrik ekonomi yang sering diabaikan, padahal krusial dalam mengukur respons pasar terhadap upaya promosi.
Dalam era digital dan persaingan ketat antar merek, memahami elastisitas promosi menjadi fondasi dalam menyusun strategi pemasaran yang efisien, tepat sasaran, dan berdampak nyata terhadap angka penjualan.
Apa Itu Elastisitas Promosi?

Secara sederhana, elastisitas promosi adalah ukuran seberapa besar perubahan penjualan sebagai akibat dari perubahan tingkat promosi. Istilah ini merupakan cabang dari teori elastisitas dalam ekonomi mikro, yang biasanya digunakan untuk mengukur hubungan antara variabel seperti harga dan permintaan.
Rumus dasar elastisitas promosi:
Elastisitas Promosi (Ep) = % Perubahan Penjualan / % Perubahan Pengeluaran Promosi
Jika hasilnya lebih dari 1, artinya promosi sangat efektif (elastis). Jika kurang dari 1, maka promosi kurang efektif (inelastis).
Contoh: Jika kenaikan 10% dalam biaya promosi menghasilkan kenaikan penjualan 15%, maka Ep = 1,5 → artinya promosi tersebut efektif.
Mengapa Elastisitas Promosi Penting dalam Dunia Bisnis?
Di banyak perusahaan, promosi sering kali dianggap sebagai aktivitas wajib tanpa tolok ukur yang jelas. Padahal tanpa evaluasi elastisitas, biaya promosi bisa jadi beban tanpa hasil.
Berikut alasan mengapa pengukuran elastisitas promosi penting:
-
Mengoptimalkan anggaran promosi
Mengetahui titik di mana promosi mulai memberi hasil maksimal membantu perusahaan menghindari pemborosan. -
Menentukan media promosi paling efektif
Tidak semua saluran memberi dampak sama. Elastisitas bisa berbeda antara iklan digital, diskon langsung, atau endorsement selebriti. -
Membaca perilaku konsumen
Apakah konsumen merespons diskon? Atau lebih tertarik pada program loyalitas? Elastisitas membantu menjawabnya secara kuantitatif. -
Menghubungkan promosi dengan profitabilitas
Promosi yang tidak meningkatkan penjualan secara signifikan hanya akan menggerus margin keuntungan.
Faktor yang Mempengaruhi Elastisitas Promosi
Beberapa elemen dapat memengaruhi tinggi rendahnya elastisitas promosi pada produk tertentu. Di antaranya:
-
Jenis produk
Barang kebutuhan pokok cenderung lebih inelastis terhadap promosi, sementara produk impulsif seperti camilan atau gadget aksesori sering kali lebih elastis. -
Brand awareness
Merek baru biasanya punya elastisitas lebih tinggi karena promosi bisa langsung memengaruhi perhatian dan minat beli. -
Tingkat kompetisi di pasar
Di industri dengan banyak pesaing, promosi bisa lebih berdampak karena konsumen memiliki banyak pilihan. -
Segmentasi konsumen
Konsumen muda lebih responsif terhadap promosi digital interaktif, sementara konsumen dewasa lebih merespons program loyalitas.
Studi Kasus: ElastisitasPromosi di Pasar Ritel
Salah satu contoh nyata datang dari sektor ritel makanan cepat saji. Sebuah brand lokal meningkatkan budget promosi digital sebesar 20% dengan fokus pada kampanye cashback dan voucher melalui aplikasi pesan antar.
Hasilnya?
-
Penjualan naik 28% di bulan promosi.
-
Jumlah kunjungan pengguna naik 34%.
-
ROI promosi tercatat 2,5 kali lipat dari bulan sebelumnya.
Dengan Ep = 1,4, artinya strategi promosi ini cukup efektif, dan data tersebut menjadi dasar evaluasi kampanye di bulan berikutnya.
Sebaliknya, promosi offline dengan selebaran dan diskon langsung hanya meningkatkan penjualan sebesar 6% dari peningkatan biaya 15% → Ep = 0,4 → strategi ini dinilai tidak efektif untuk dilanjutkan.
Strategi Optimasi Berdasarkan Elastisitas Promosi
Setelah mengetahui elastisitas promosi suatu produk atau lini bisnis, perusahaan dapat menyusun strategi lanjutan:
-
Fokus pada media dengan elastisitas tinggi
Jika promosi lewat media sosial memberi respons lebih besar daripada TV atau koran, maka alokasi anggaran bisa diarahkan ulang. -
Menggabungkan dengan segmentasi dan targeting
Mengarahkan promosi elastis ke segmen yang paling responsif meningkatkan efisiensi promosi. -
A/B testing untuk eksplorasi
Uji coba berbagai jenis promosi (diskon, bundling, referral) bisa memberi insight mana yang memiliki elastisitas tertinggi. -
Gunakan data historis sebagai acuan
Mengamati pola respons promosi sebelumnya membantu memprediksi dampak kampanye selanjutnya.
Tantangan dan Batasan dalam Mengukur ElastisitasPromosi
Meski konsepnya solid, pengukuran elastisitas promosi di lapangan tidak selalu mudah. Beberapa kendala umum:
-
Sulit mengisolasi pengaruh promosi
Kenaikan penjualan bisa dipengaruhi faktor lain seperti musim, tren, atau rilis produk baru. -
Data tidak selalu tersedia secara akurat
Bisnis kecil atau UMKM sering tidak memiliki sistem pelacakan promosi yang baik. -
Efek jangka panjang tak selalu terlihat langsung
Beberapa promosi meningkatkan awareness jangka panjang, bukan penjualan langsung, sehingga sulit diukur dengan rumus konvensional.
Namun, dengan penggunaan teknologi data analitik dan integrasi sistem point of sales, perusahaan kini punya akses yang lebih baik untuk melakukan evaluasi elastisitas secara real-time.
Promosi yang Efektif Bukan Soal Besarnya Anggaran, Tapi Ketepatan Strategi
Elastisitas promosi bukan hanya istilah rumit dalam buku ekonomi, tapi alat praktis untuk membaca perilaku pasar, mengevaluasi efektivitas promosi, dan menyusun strategi yang lebih tajam. Dalam lanskap bisnis modern, di mana setiap rupiah harus dihitung dampaknya, memahami elastisitas menjadi langkah strategis, bukan sekadar akademis.
Dalam dunia pemasaran yang semakin kompetitif, siapa yang memahami angka—akan memimpin pasar
Baca juga konten dengan artikel terkait tentang: Ekonomi
Baca juga artikel lainnya: Retensi Pelanggan: kunci pertumbuhan bisnis berkelanjutan










